Algoritma Machine Learning Adalah
Tantangan dalam Machine Learning
Kualitas data yang buruk dapat menyebabkan model machine learning tidak akurat. Data yang lengkap dan bersih sangat penting untuk hasil yang optimal.
Random Forest Classifier
Algoritma Random Forest Classifier merupakan salah satu algoritma klasifikasi machine learning yang paling populer. Seperti namanya, algoritma ini bekerja dengan cara membuat hutan pohon secara acak. Semakin banyak pohon yang dibuat, maka hasilnya akan semakin akurat.
Dasar dari algoritma random forest adalah algoritma decision tree. Keuntungan dari algoritma ini adalah dapat digunakan u8ntuk rekayasa fitur seperti mengidentifikasi fitur yang paling penting diantara semua fitur yang tersedia dalam dataset training, bekerja sangat baik pada database berukuran besar, sangat fleksibel, dan memiliki akurasi yang tinggi.
4. Support Vector Machine
Support Vector Machine atau biasa dikenal dengan algoritma SVM adalah algoritma machine learning yang digunakan untuk masalah klasifikasi atau regresi. Namun, aplikasi yang paling sering digunakan adalah masalah klasifikasi.
Algoritma SVM banyak digunakan untuk mengklasifikasikan dokumen teknis misalnya spam filtering, mengkategorikan artikel berita berdasarkan topik, dan lain sebagainya. Keuntungan algoritma ini adalah cepat, efektif untuk ruang dimensi tinggi, akurasi yang bagus, powerful dan fleksibel, dan dapat digunakan di banyak aplikasi.
Bcaa juga : Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner
Di era big data, machine learning merupakan salah satu teknologi yang banyak dicari. Hal ini menyebabkan meningkatnya minat belajar algoritma machine learning. Karena sebagian besar menggunakan data berukuran besar, maka tools yang digunakan pun tidak sembarangan dan perlu keahlian untuk mengaplikasikan tools tersebut. Ingin belajar machine learning beserta tools-nya? Yuk bergabung bersama DQLab!
DQLab adalah platform edukasi pertama yang mengintegrasi fitur ChatGPT yang memudahkan beginner untuk mengakses informasi mengenai data science secara lebih mendalam.
DQLab juga menggunakan metode HERO yaitu Hands-On, Experiential Learning & Outcome-based, yang dirancang ramah untuk pemula. Jadi sangat cocok untuk kamu yang belum mengenal data science sama sekali. Untuk bisa merasakan pengalaman belajar yang praktis dan aplikatif, yuk sign up sekarang di DQLab.id atau ikuti Bootcamp Machine Learning and AI for Beginner berikut untuk informasi lebih lengkapnya!
Penulis: Galuh Nurvinda K
Machine learning, atau pembelajaran mesin, adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan yang sedang naik daun. Nah, kalau kamu berpikir machine learning itu seperti belajar mesin cuci, tenang, kamu nggak sendiri. Tapi, kita bukan ngomongin cara cuci baju, kita ngomongin algoritma yang bisa bikin komputer “belajar” tanpa harus diprogram ulang. Artikel ini akan membahas berbagai jenis algoritma machine learning beserta contoh-contohnya yang keren abis.
Masa Depan Algoritma Machine Learning
Machine learning merupakan pembelajaran mesin yang mempelajari beberapa hal di dalamnya seperti algoritma, ilmu statistik, dan lainnya. Machine learning merupakan teknologi bagian dari Artificial Intelligence. Ketika seseorang melakukan proses pengolahan data, sebagian besar orang membutuhkan algoritma machine learning untuk menyelesaikan atau mencari solusi dari permasalahan data yang ada. Algoritma machine learning pun sangat beragam dan digunakan sesuai dengan masalah data yang sesuai.
Algoritma sendiri merupakan suatu proses langkah demi langkah yang tersusun untuk menyelesaikan permasalahan. Algoritma machine learning sendiri sangat beragam dan sudah sering digunakan untuk menyelesaikan permasalahan data dalam berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, bisnis, keuangan, dan masih banyak lainnya. Kira-kira apa saja ya algoritma machine learning yang cukup sering digunakan dan bagaimana cara kerja machine learning? Yuk, simak artikel berikut ini!
Naive Bayes merupakan salah satu algoritma supervised learning yang sederhana dan cukup sering digunakan. Algoritma ini menggunakan dasar Teori Bayes di dalamnya. Algoritma ini memiliki data training (data yang sudah terdapat label kelas) dan data testing (data yang belum memiliki label kelas). Algoritma Naive Bayes bekerja dengan cara memaksimalkan nilai suatu kelas. Kelas yang memiliki probabilitas tertinggi akan masuk ke dalam salah satu dari label-label yang tersedia.
Baca juga : 3 Jenis Algoritma Machine Learning yang Dapat Digunakan di Dunia Perbankan
Jika pada algoritma supervised learning salah satu tujuan kita adalah untuk mengetahui label kelas pada data, maka pada unsupervised learning tidak berlaku demikian. K-Means merupakan salah satu algoritma supervised learning yang mana cara kerjanya adalah mengklaster atau mengelompokkan data sesuai dengan karakteristik atau kemiripan data menjadi beberapa klaster sesuai dengan nilai k yang telah ditentukan. Pada algoritma ini dibutuhkan centroid atau nilai pusat serta menghitung jarak kedekatan data dengan centroid. Algoritma ini dilakukan secara berulang sampai tidak ada perubahan anggota dalam masing-masing kelompok.
KNN atau K-Nearest Neighbour merupakan salah satu algoritma supervised learning yang mengklasifikasikan atau mengelompokkan data ke dalam beberapa kelompok berdasarkan kemiripan sifat dari data. Algoritma ini hampir mirip dengan algoritma K-Means, yang membedakan adalah pada K-Means melakukan proses clustering sedangkan pada KNN melakukan proses klasifikasi. Terkadang orang menyebut algoritma ini dengan sebutan algoritma malas dikarenakan pada algoritma ini tidak mempelajari cara mengkategorikan data akan tetapi hanya mengingat data yang sudah ada.
Rekomendasi Produk
Platform e-commerce seperti Amazon menggunakan algoritma unsupervised learning untuk merekomendasikan produk kepada pelanggan berdasarkan riwayat pembelian mereka.
Transfer Learning
Transfer learning adalah metode di mana model yang sudah dilatih pada satu tugas digunakan kembali untuk tugas lain yang mirip. Ibaratnya, kamu belajar naik sepeda, kemudian dengan sedikit latihan, kamu bisa naik motor.
Mengapa Algoritma Machine Learning Penting?
Algoritma machine learning penting karena memungkinkan kita untuk menganalisis data dalam skala besar dan membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat. Misalnya, bayangkan kalau kamu harus menganalisis jutaan data transaksi untuk mencari tahu pola penipuan. Dengan algoritma machine learning, pekerjaan ini bisa selesai dalam hitungan menit, bukan bulan.
Unsupervised learning
Jenis kedua dari algoritma machine learning adalah unsupervised learning dimana data yang digunakan tidak memiliki label. Tanpa label atau output benar dan salah, jenis algoritma ini tidak memiliki supervisor yang membantu menentukan benar atau salah. Tujuan dari algoritma unsupervised learning adalah menemukan pola atau kelompok dalam data seperti clustering dan reduksi dimensi.
Contohnya, algoritma unsupervised learning digunakan untuk menentukan segmentasi pasar. Sebuah perusahaan memiliki data berupa gender, pekerjaan, usia, alamat, frekuensi pembelian, dan kuantitas pembelian produk selama 1 tahun terakhir. Perusahaan tidak perlu memberikan label atau output yang benar atau melabeli pelanggan dengan usia, gender, maupun label lainnya. Kita juga tidak perlu menentukan jumlah kelompok dan kriteria tiap kelompok. Algoritma unsupervised learning akan mempelajari pola-pola dari karakterteristik tiap data dan kemudian melakukan pengelompokan secara mandiri.
Berdasarkan tujuannya, algoritma unsupervised learning dibagi menjadi clustering dan association. Untuk clustering contohnya adalah K-Means clustering dan Hierarchical clustering. Untuk association contohnya seperti Association rules.
Pengantar Algoritma Machine Learning
Unsupervised Learning
Unsupervised learning adalah jenis machine learning di mana data yang digunakan untuk melatih model tidak memiliki label atau jawaban yang benar.
Tujuan dari unsupervised learning adalah untuk menemukan pola atau kelompok dalam data. Contoh dari unsupervised learning adalah clustering dan reduksi dimensi.
Suatu perusahaan ingin menemukan kelompok pelanggan yang memiliki perilaku belanja yang serupa. Data yang tersedia adalah riwayat pembelian pelanggan, riwayat aktivitas di website, usia, jenis kelamin, dan pendapatan.
Data tersebut tidak diberi label karena tidak ada informasi apakah perilaku belanja pelanggan tersebut dianggap baik atau buruk.
Tujuan dari unsupervised learning adalah menemukan kelompok pelanggan yang memiliki perilaku belanja yang serupa berdasarkan data yang tersedia.